Kajian Rutin Kitab Al Maghazi An Nabawiyah, Ghozwah Uhud dan Khandaq


 Peristiwa Ghazwah Uhud terjadi pada bulan Syawal, sekitar 6 bulan pasca Peristiwa Bani Nadhir. Perang ini menjadi ajang balas dendam Kaum Kafir Quraisy atas kekalahan mereka pada Ghazwah Badr, yang menewaskan banyak tokoh mereka. Saat itu Abu Sufyan bersama pasukannya segera menuju Madinah. Ketika mengetahui kabar perjalanan Abu Sufyan dan pasukannya menuju Madinah, Rasulullah Saw bermimpi. Di mimpi itu Rasulullah Saw memakai baju Dzirrah (Perang), dan Rasulullah Saw menafsirkan mimpi itu bahwa beliau harus perang secara bertahan di Madinah, dibalik-balik rumah dan dibalik-balik bukit Madinah.

Saat itu ada yang berpendapat bahwa seharusnya umat Islam berperang keluar dari Madinah dan menyerang Kaum Quraisy, namun Abdullah bin Ubay bin Salul seorang yang dikenal sebagai Ro’sul Munafiqin (Pemimpin Orang-orang Munafiq) justru setuju dengan saran dari mimpi Rasulullah Saw tersebut. Kemudian juga ada yang berpendapat, “Ya Rasululah kita harus keluar dari Madinah, kaum Quraisy akan memandang rendah umat Islam bahwa umat Islam pengecut dan berlindung di rumah-rumahya.” Pendapat ini juga disetujui oleh Hamzah bin Abdul Muthalib. Dab akhirnya Rasulullah Saw pun setuju dengan pendapat itu bahwa umat Islam harus berperang menyerang keluar Madinah.

Kemudian Rasulullah Saw dan umat Islam bersiap menuju Uhud untuk bersiap berperang, namun ditengah-tengah perjalanan menuju Uhud, Abdullah bin Ubay mengajak sepertiga pasukan umat Islam untuk pulang ke Madinah. Hal ini yang mengurangi kekuatan umat Islam. Umat Islam membawa sekitar 1000 pasukan dan Kaum Quraisy sekitar 3000 pasukan.

Singkat cerita terjadilah peperangan antara umat Islam dan kaum Quraisy, dalam peperangan ini awalnya umat Islam sudah mengunci kemenangan, umat Islam berhasil memukul mundur pasukan Quraisy, dan yang membuat mental umat Islam kuat itu ketika Imam Ali bin Abi Thalib berhasil mengalahkan Thalhah bin Abi Thalhah dalam duel satu lawan satu, namun Imam Ali tidak membunuhnya karena paha Thalhah bin Abi Thalhah terlihat dan Imam Ali tidak ingin membunuhnya karena terlihat aurotnya.

Ketika awalnya umat Islam menguasai jalannya peperangan dan berhasil memukul mundur pasukan Quraisy bahkan sampai tunggang langgang berlarian, para kaum wanita Quraisy yang dipimpin oleh Hindun bin Utbah (istri Abu Sufyan) menabuh rebana dengan kompak untuk menyemangati suami-suami mereka sambil berkata, “Celaka bagi kalian yang berlari tunggang langgang ke belakang dan tidak ingin melanjutkan perang, jika kalian bersemangat untuk maju berperang lagi kami para istri akan memeluk kalian sepanjang malam dan kami akan persiapkan ranjang yang paling empuk. Dan juka kalian tidak ingin melanjutkan perang, kami para istri akan meminta talaq dari kalian.” Itu adalah ancaman dari Hindun dan para istri pasukan Quraisy.

Ketika kemenangan umat Islam di depan mata ini, pasukan umat Islam yang berada di Bukit Uhud yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair justru turun ke bawah karena tergiur untuk mengambil harta ghanimah (rampasan), hal ini yang membuat umat Islam hancur terkoyak-koyak ketika pasukan Quraisy melancarkan serangan balik yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Padahal Rasulullah telah menyuruh mereka untuk tetap diam di atas namun mereka melanggar perintah Rasulullah Saw dan terkena akibatnya. Saat itu pasukan Islam banyak yang luka-luka parah serta meninggal dan salah satunya paman Rasulullah Saw sendiri yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib yang dibunuh oleh seorang budak yang bernama Wahsyi, kemudian dadanya dirobek dan jantungnya dimakan oleh Hindun bin Utbah, karena dendam pada saat Perang Badar ayah dan saudaranya terbunuh oleh Hamzah.

Bahkan Rasulullah Saw saat itu dikabarkan meninggal, setelah ada sosok Setan yang berteriak, “Muhammad telah mati! Muhammad telah mati!” Hal ini yang membuat kondisi moril dan mental umat Islam hancur, para sahabat Nabi berlarian, dan ada seorang pasukan Islam yang menemukan Rasulullah dalam keadaan mengenaskan gigi serinya patah pecah kepalanya berdarah, lalu orang itu berteriak,”Rasulullah masih hidup! Rasulullah masih hidup!” Namun Rasulullah mengisyaratkan orang itu agar untuk diam, karena ditakutkan kaum Kafir Quraisy akan menyerang lagi setelah mengetahui Rasulullah Saw masih hidup. Di bukit Uhud inilah umat Islam mengalami kekalahan pertamanya.

Penulis : Mochamad Firdaus

Lebih baru Lebih lama