Kajian Rutin Pasca Sekolah Sejarah


Minggu Siang 21 November 2021, Cuaca dihari itu masih tidak menentu, kadang cerah lalu tiba tiba mendung, Sekumpulan mahasiswa sedang berkumpul melingkar di sebuah kedai kopi  yang tidak jauh dari kampus, terlihat mereka sedang menyimak dengan serius setiap ucapan dari dua orang perempuan yang tepat berada di depan, “mahasiswa setidaknya memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai agent of  Change atau agen perubahan, mahasiswa dituntut tidak hanya harus memikirkan dirinya sendiri tetapi juga orang lain, mahasiswa berbeda dengan siswa yang masih arahkan mahasiswa harus kritis dan mandiri” ujarnya.

Kegiatan ini merupakan kajian rutin yang diadakan oleh para mahasiswa jurusan sejarah kebudayaan islam angkatan 2021 setelah mereka mengikuti agenda sekolah sejarah yang telah dilaksankan di bulan lalu tepatnya di tanggal 27 – 28 oktober 2021, kajian ini merupakan bentuk tindak lanjut dari kegiatan tersebut.

Tujuan diadakan kegiatan ini adalah agar kegiatan sekolah sejarah tidak hanya dipahami sebagai sebuah kegiatan yang bersifat serimonial belaka atau hanya sekedar menggugurkan tanggung jawab program kerja para pengurus HMJ.

Tetapi harus lebih dari itu yaitu pengembangan keilmuaan serta peningkataan kapasitas intelektual bagi para pesertanya khususnya dalam bidang kesejarahan, selain itu juga sebagai sebuah upaya untuk menjaga tradisi berdalektika di kalangan mahasiswa yang akhir akhir ini mulai jarang dilakukan.

Tepat hari minggu tanggal 21 November 2021 kajian ini mengambil tema Menjadi mahasiswa kritis dan Antropolgi kampus yang disi oleh dua perempuan bernama Ulfa Indriani mantan ketua umum Himski dan Alfina Demisioner Himski, dengan di moderatori oleh Syamsul Maarif dari divisi 4 Himski, di minggu sebelumnya  kajian pasca sekolah sejarah ini mengambil tema Sejarah Lokal Cirebon dengan Iswanto dan Wahyudin dengan moderator Naila Rahma Fadilla dari angkatan 2021.

Menurut Azizul Hakim yang merupakan ketua pelaksana dari sekolah sejarah mengatakan bahwa tujuan diadakannya kajian pasca sekolah sejarah ini selain sebagai salah satu syarat untuk mengambil sertifikat tetapi juga sebagai sebauah upaya membangkitkan kembali budaya diskusi dan membaca di kalangan para mahasiswa karena seperti branding dari sekolah sejarah itu sendiri yaitu PAKSI (Pendidikan Kader Sejarawan Inspiratif) disini para mahasiswa didik untuk menjadi sejarawan yang mampu membawa sejarah sebagai sebuah inspirasi untuk masa depan yang lebih baik.

Terlihat dalam agenda kajian ini ketua umum Himski Fahmi Labibinajib serta beberapa pengurus Himski mengikuti kajian yang diadakan setiap seminggu sekali, harapannya kajian seperti ini dapat terus berlanjut dengan tema tema yang lebih menarik lagi, jadi tidak sekedar sebagai penggugur kewajiban agar dapat sertifikat saja, tetapi sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi para mahasiswa untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kapasitas pengetahuan dirinya sendiri.

Penulis : Fahmi labibinajib

Lebih baru Lebih lama