Dies Natalis Sejarah Peradaban Islam : 19 tahun mengarungi perjalanan tinta sejarah.

Sabtu, 21 Mei 2022, Himpunan Sejarah Kebudayaan Islam (HIMSKI) mengadakan perayaan Does Natalis, atau ulang tahun Jurusan Sejarah Peradaban Islam(SPI). Acara ini diselenggarakan dua hari, pada hari pertama yakni 21 Mei 2022 diselenggarakan di Keraton Kesultanan Kanoman, Cirebon. Para panitia mendapat perizinan untuk melakukan di Keraton, tempatnya yaitu di Paseban. Acara ini bertemakan “Tinta Sejarah Dalam Perjalanan 19 Tahun Jurusan Sejarah Peradaban Islam”.


Dalam acara ini dihadiri oleh ketua jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) Aah Syafa’ah M.Ag dan disertai Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, Patih Kesultanan Kanoman. Selain itu, beberapa alumni jurusan SPI juga hadir memeriahkan acara ini.
Acara dimulai dari sambutan-sambutan, yang mana pada kesempatan itu Pangeran Patih Muhammad Qodiran atau yang kerap di sapa dengan sebutan Mama Patih berkata.
“Mama pengen kita bareng-bareng menggali lagi lebih dalam sejarah yang ada di Indonesia, dunia, dan lebih terkhusus lagi Cirebon.”

Beliau juga sangat terbuka perihal keraton, siapa pun bebas mencari ilmu atau berdiskusi di Keraton dengannya. Kemudian, setelah sambutan-sambutan dilanjutkan dengan acara pemotongan tumpeng oleh Ketua Jurusan SPI, Aah Syafa'ah M.Ag. Setelah Shalat Dzuhur acara dilanjut dengan kegiatan Serah sehan dan sharing-sharing dengan Mama Patih dan alumni yang memberi masukan kepada yang berkumpul di situ.

Dilanjut pada tanggal 22 Mei 2022, padah hari itu anak-anak HIMSKI gladi bersih serta persiapan untuk acara puncaknya yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2022. Senin, 23 Mei 2022, acara digelar langsung di auditorium lantai 4 Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD). Dalam acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan III FUAD, Dr. Anwar Sanusi M.Ag, serta dihadiri beberapa dosen jurusan SPI, serta dihadiri Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa (SEMA) FUAD.

Acara dimulai dari pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars Himski yang selalu ada saat acara dilaksanakan. Hingga berlanjut ke acara sambutan-sambutan.
“Mungkin acaranya bisa lebih bagus dan lebih baik kalau misalkan dilaksanakan offline dan online supaya buat kenang-kenangan, agar yang jauh di rumah bisa ikut bergabung” kata bapak Dr. Anwar Sanusi M.Ag, beliau juga menyinggung tentang Mars Himski, yang mana beliau ingin anak-anak SKI terkhususnya yang ikut Himpunan harus hafal Mars.

Puncak dari sambutan-sambutan ialah pemotongan pita dari Bapak Dr. Anwar Sanusi M.Ag sebagai bentuk pencapaian SPI selama 19 tahun sekaligus membuka lembaran baru SPI ke depan agar lebih baik dan sukses sebagai jurusan yang unggul dan berprestasi.
Kemudian acara dilanjut dengan penampilan seni Tari dan Silat yang memukau para orang yang menyaksikannya. Setelah itu acara break untuk istirahat, Shalat, dan makan.

Pada pukul 13:00 acara dilanjut kembali dengan pemaparan masukan dan pengalaman dari para pembicara di depan mengenai prospek kerja yang akan dihadapi lulusan jurusan SPI. Pembicaranya antara lain adalah para alumni SPI yakni, Farihin Nurgiri S.Hum yang merupakan budayawan dan sejarawan, Khairin, S.Hum yang merupakan PNS, dan Umar Alwi S.Hum yang merupakan Jurnalis. Selain para alumni, ada salah seorang dosen yang menjadi pembicara di depan, ialah Aditya Muara Padiatra M.Hum yang merupakan dosen SPI alumni Universitas Indonesia (UI).

Masing-masing pembicara sangat luwes dalam pemaparan masukan atau materinya. Pemaparan pertama dilakukan oleh Farihin Nurgiri S.Hum yang kerap disapa Kang Farihin. Sesuai dengan basicnya yang mana seorang budayawan beliau, memaparkan tentang budaya Cirebon dan prospek kerja yang ada di Cirebon. Beliau jug menginginkan adanya regenerasi untuk angkatan sekarang maupun ke depan agar lebih baik dan sukses melebihi angkatannya.

“Harus memantapkan niat jangan sampai di SPI jangan terpaksa, tapi harus matang Dan yakin dengan jurusan sejarah ini. Agar prospek teman-teman nanti akan terlihat dengan sendirinya.” Ujar kang Farihin
Dan di pemaparan kedua yang dilakukan oleh kang Khairin begitu sapaan akrabnya. Beliau merupakan PNS muda, dan beliau berkata bahwa yang bisa menjadi PNS atau guru atau tenaga pengajar tidak hanya dari jurusan keguruan saja, tapi SPI yang tidak termasuk dari jurusan perguruan bisa ikut andil bagian dalam prospek kerja sebagai guru atau tenaga pengajar. ”buang jauh-jauh stigma kita tentang lulusan non tarbiyah tidak bisa jadi guru” ujar kang Khairun.

Setalah itu, pemaparan selanjutnya dilakukan oleh kang Alwi yang merupakan Jurnalis, berbeda dengan pemaparan sebelumnya, beliau cukup lantang dan tegas dalam pemaparan materi dan masukannya.
“Dalam prospek kerja harus ada dua aspek. Yakni aspek sosiologis dan aspek akademis.” Begitu ujar kang Alwi dengan suara yang lantang dan nyaring.

Dan materi dan pemaparan terakhir ialah oleh Dosen SPI yakni Bapak Aditya Muara Padiatra M.Hum, banyak sekali masukan dan motivasi untuk para mahasiswa jurusan SPI, beliau berkata bahwa Historiografi adalah akhir dari seorang sejarawan. Menjadi sejarawan di Indonesia harus realistis. “Seorang pembelajar yang baik selain melihat prospek dia juga akan menciptakan prospek. Membuat suatu komunitas yang suka akan sejarah, yang terdiri dari peneliti, penerbit, dengan tujuan agar diakui sebagai seorang sejarawan.” Ujar beliau “Narasi kita bukan Lulus dengan kategori apa, tapi lulus dengan hasil apa.” Lanjut beliau Dan di penghujung acara kang Alwi menyampaikan satu hal yang mana harus terapkan oleh mahasiswa SPI agar sudah saatnya kita membangun masa depan, memiliki planning dan giat. Kesuksesan itu tidak ditentukan oleh jurusan tapi dari diri kita masing-masing. Lulusan sejarah bisa bekerja dimana saja, tapi identitasnya jangan ditinggalkan.

Kemudian acara diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab, setelah itu diakhiri dengan sesi foto bersama.
Penulis : Iswanto
Lebih baru Lebih lama