Balaikota Cirebon: Gedung Ikonik sejak zaman kolonial.


Balai Kota Cirebon merupakan bangunan ikonik peninggalan masa kolonial yang masih beroperasi hingga saat ini. Tempat yang menjadi kantor pusat pemerintahan walikota Cirebon ini menjadi saksi sejarah perjalanan kota Cirebon.

Gedung ini Cirebon didirikan sekitar tahun 1924 di tempat yang saat itu masih berupa rawa-rawa, dan selesai dibangun pada tahun 1927. Pembangunan gedung ini diprakarsai oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Staadsgemeente Cheribon, Joost Jacob Jeskoot, yang dibangun oleh dua arsitek bernama H.P Handl dan C.F.H Koll.

Bangunan ini berbentuk seperti anjungan kapal berupa area persegi panjang dengan empat pilar di setiap sudut-sudutnya. Luas lahan bangunan 15.770 meter persegi. Model arsitektur bangunan ini bergaya Art Deco yang sedang populer pada tahun 1920-an.

Ada yang menarik dari bangunan ini yaitu berupa hiasan udang yang menghiasi empat sudut dari gedung ini. Udang merupakan julukan bagi kota Cirebon, yang sejak masa kesultanan sangat melimpah produksi udang di Cirebon yang merupakan daerah pesisir.

Konon katanya, dibagian bawah gedung ini terdapat sebuah terowongan yang tembus ke arah laut. Namun, tidak ada bukti yang konkret untuk memastikannya.

Di lobi gedung ini terdapat sebuah piala Adipura yang pernah diraih Kota Cirebon. Dulunya, tempat diletakkannya piala Adipura ini merupakan sebuah kolam air, yang berfungsi sebagai pendingin ruangan. Terdapat keberadaan tulisan kaca berbahasa latin di atas pintu masuk ruang kerja walikota. Di atas pintu itu tertera sebuah kalimat "Per Aspera Ad Astra", artinya "Bersusah Payah Menuju Bintang", kalimat tersebut mirip dengan semboyan di negara bagian Arkansas, Amerika Serikat.

Sedari awal dibangun, bangunan ini berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Kota (Raadhuis). Hal ini dikarenakan Kota Cirebon ditetapkan sebagai Kotapraja (gemeente) pada tahun 1906 oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Lalu, pada tahun 1926, statusnya ditingkatkan menjadi Kotamadya (Stadsgemeente). Guna mendukung kegiatan lembaga pemerintahan kota ini, dibangunlah balai kota (Staadhuis), dewan perwakilan kota (Raadhuis), maupun infrastruktur kota yang lainnya. Saat itu, gedung ini juga pernah dipakai sebagai tempat pertemuan dan pesta pernikahan kalangan orang-orang Eropa.

Pada Masa pemerintahan Jepang hingga masa kemerdekaan gedung ini tetap dioperasikan sebagai pusat pemerintahan Kota Cirebon. Kemudian pada tahun 2001 Balai Kota Cirebon ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Penulis: Iswanto.
Lebih baru Lebih lama