Menyelami Seluk-beluk Keraton Kasepuhan.


Senin, 14 Oktober 2022 Himpunan Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam (HIMSKI) melakukan kunjungan wisata ke Keraton Kasepuhan. Acara ini adalah lanjutan dari acara kunjungan sebelumnya yang pernah berlangsung di Kanoman, Kacirebonan dan Kaprabonan. 

Sebelum melakukan tour mahasiswa SPI mendengarkan sejarah mengenai sejarah dari awal mula keraton di sebuah bangunan joglo yang bernama Mande Malang Semirang. Sebetulnya ada banyak saung disini dengan nama dan filosofis sendiri.

Mande Malang Semirang yang memiliki tiang 6 di dalam yang artinya rukun iman dan 20 tiang di luar yang melambangkan sifat-sifat Allah SWT, Mande Pandawa Lima yang memiliki 5 tiang melambangkan Rukun Islam, Mande Semar Tinandu yang memiliki 2 melambangkan dua kalimat syahadat, Mande Karesmen yang merupakan tempat perangkat gamelan atau kesenian, dan Mande Pengiring yang memiliki 4 buah tiang ditengah dan 4 tiang di pojok yang melambangkan 4 unsur: Tanah, Air, Api, Udara.

Di pelataran ini juga terdapat sebuah Batu Lingga dan Yoni, batu yang melambangkan kesuburan dan duniawi, dan melambangkan kehidupan turun-temurun. Ada dua gapura Adi yang artinya kuat, dan gapura Banteng yang menyimbolkan keberanian, kekuatan aparatur negara.

Keluar dari gapura Banteng terdapat Pendopo Pengada, yang memiliki arti kubeng atau keliling. Setelah itu memasuki Gapura Lonceng rombongan disambut dengan tiga meriam yang menghadap ke barat. Kemudian rombongan memasuki museum.

Tak hanya sampai disitu rombongan juga memasuki pintu yang langsung masuk ke area istana keraton. Pintu itu dinamakan Lawang Gledegan, dan kemudian kami diantar memasuki Jinem. Bangunan Jinem ini dibangun oleh bangsa Eropa.

Sebelum memasuki singgasana raja kami memasuki pintu Buk Bacem, "Pintu ini dari lima abad ga pernah diganti"

Rombongan kami berhenti di Langgar Alit, fungsinya untuk tadarus setelah sholat tarawih, tiang keseluruhan bangunan ini berjumlah 20, dengan satu tiang ditengah dan empat pilar yang menyerupai naga. "Sebagai rasa syukur kita kepada Tuhan yang maha esa kita harus menghafal dan mengetahui 20 sifat wajib bagi Allah"

Terdapat juga Bangsal Prabayaksa dan Bangsal Pringgodani. Setelah itu kami memasuki Keputren yang merupakan tempat tinggal putri raja. Terdapat hiasan piring-piring juga ditempat ini. "Piring-piring ini berasal dari dinasti Ming yang ditempelkan oleh zaman VOC"

Dan perjalanan kami berakhir disini, kami tidak diperkenankan memasuki area singgasana, dan hanya bisa melihat dari balik pintu dan jendela.

Penulis: Iswanto 
Lebih baru Lebih lama