Catatan Singkat Untuk Hari Hebat.


Ada banyak hal, pengalaman, serta lika-liku perjalanan bersama Himpunan Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam (HIMSKI). Dari awal aku melihat HIMSKI sendiri merupakan organisasi yang membimbing dan mengarahkan aku ketika awal masuk ke jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada tahun 2021.

Aku yang bisa dibilang seorang yang dingin, tapi suka bersosialisasi. Itu merupakan kontradiksi tersendiri dari sikap aku. Aku juga orangnya lebih seperti seorang perancang, pemikir, dan pelopor. Ketimbang sebagai eksekutor.

Dari pengarahan anggota-anggota HIMSKI aku menemukan wajah-wajah baru, karakter-karakter baru yang ingin aku gali dan cari tahu. Hingga aku masuk ke sebuah forum grup WhatsApp yang berisi Mahasiswa baru SKI, dari sini awal mulanya aku menemukan beberapa teman baru.

Teman pertama aku ketika masuk jurusan SKI adalah Muhammad Bagas Khadafi, orang Priuk yang penggila Slank. Dilihat dari karakternya dia humbel dan memiliki loyalitas yang kuat akan pertemanan. Hingga selanjutnya Putri Rahayu, teman wanita pertama yang aku kenal di jurusan SKI, dia sosok yang lemah lembut. Pernah ada rasa suka tapi aku menepisnya.

Seiring berjalannya waktu satu persatu teman mulai bermunculan, seperti Ilham, Kacung Udin dan Selamet yang aku temui pas meet up mahasiswa baru bersama kakak tingkat (kating) jurusan SPI, mereka bertiga yang langsung akrab denganku kala itu. Kating yang aku kenal kala itu hanya Nailatul, darinya aku dimasukkan ke grup WhatsApp mahasiswa baru. Namanya juga masih semangat-semangatnya dan mencoba sok akrab dengan para anak-anak yang lain demi terbentuk suatu kebersamaan dan keharmonisan atas dasar satu jurusan yang sama.

Hingga akhirnya aku bertemu dengan Raja Hasyimi Faisal Yassir, seorang yang fleksibel dan punya banyak pengalaman serta memiliki jiwa solidaritas yang tinggi, dalam pertemuan dengan Raja aku juga mengenal Ismael. Seorang anak Vespa yang humoris dan bijak muncul dalam alur ceritaku di jurusan SKI, Wahyudin, tapi dia lebih suka dan nyaman di panggil "Wahyenk".

Aku sering menjadi pelopor terbentuknya suatu perkumpulan untuk saling mengenal antar satu sama lain dari mahasiswa baru SKI. Kemudian beberapa perkumpulan pun di adakan, seperti saat di shelter Stadion Bima. Di perkumpulan itu aku menemukan wajah-wajah baru lagi seperti Faiz dan Wildan dengan postur wajah yang tampan. Zainuddin atau Udin dengan kesederhanaannya. Farchan dan Farhat yang satu pendiam dan satunya humbel. kemudian ada Erlena, Mariah dan Maurin yang hanya aku kenal selintas saja. Liana Sasih sempat menjadi orang yang bisa memberi warna lebih di hidupku dengan kedekatan rasa dan kelembutan sikapnya.
Sisanya teman-teman yang lain aku mengenal mereka lebih dalam di kelas. Aku mendapat tempat di kelas A, kelas yang bisa dibilang sebagai kelas yang aktif produktif terkait masalah akademik sampai sekarang. Banyak teman-teman dari kelas A yang aku yang memberi warna baru dengan karakter yang unik dari mereka. Selain Raja dan Ilham yang aku temui pas awal-awal, ada Mumu, Farhan, Ari dan yang lainnya menjadi teman kelas seperjuangan dalam mengumpulkan tugas dibawah tekanan dan deadline.

Ada tiga kelas dalam jurusan SKI, diantaranya adalah kelas A, B dan C. Di kelas B aku selalu komunikasi dan menjaga keharmonisan dengan Wahyenk dan Bagas. Sementara di kelas C, awalnya aku belum menemukan teman yang benar-benar bisa aku dekati, hingga akhirnya hadir Daffa, Naia dan Nanda, mereka yang mengenalkanku pada kelas C.
Saat pembelajaran masih online karena Covid-19 masih berkeliaran dengan buas, aku masih tetap menciptakan sebuah forum-forum kecil dengan Raja, Wahyenk, dan orang-orang yang sudah ada di Cirebon. Saat itu Bagas masih di Priuk. Sampai akhirnya program dari HIMSKI, yakni sebuah Forum Silahturahmi atau Malam Keakraban (makrab) diadakan pada 18-19 September 2021 yang bertempat di Cipaniis, Kuningan. Dari tempat ini kemudian bermunculan wajah-wajah baru lagi dan membuat dinamika pertemananku lebih berubah signifikan menjadi lebih luas, sehingga melihat beberapa orang yang masih belum akrab satu sama lain, ada rasa keinginan untuk menyatukan berbagai individu dalam lingkup pertemanan yang harmonis dan saling merangkul demi kesuksesan bersama.

Makrab adalah sebuah momentum menyatukan pertemanan. Hasilnya setelah acara itu aku jadi bisa punya koneksi menyeluruh dengan antar kelas. Akhirnya kami memilih seorang untuk bisa mengkoordinir angkatan atau bisa di sebut ketua angkatan. Ada beberapa calon ketua angkatan, tapi aku lebih loyal dan percaya kepada Raja selain dia memiliki jiwa solidaritas yang tinggi, dia juga lebih tua dariku dan dari teman-teman yang lain, otomatis dia punya banyak pengalaman. Alhasil dia menjadi ketua angkatan.
Setelah ketua angkatan sudah diresmikan, aku, Wahyenk, Bagas dan Raja merumuskan bahwa ingin adanya nama angkatan. Selain itu aku juga berinisiasi untuk membuat logo angkatan. Akhirnya kami memutuskan untuk kumpul terlebih dahulu di Gedung Rara Santang, guna membahas persoalan ini. Kami berempat dan beberapa teman lain saling beradu argumen dan gagasan, meskipun begitu kami membawakan suasana yang santai dan diselingi oleh humor.

Bagas nyeletuk mengenai nama angkatan "Bagaimana kalau namanya Troublemaker?"
Aku dan yang lain langsung menanggapi dengan gelak tawa, "Emang kita orang-orang pembawa masalah?" Ujarku. Bagas hanya menanggapi dengan ketawa.
Kemudian ada usulan lagi nama "Tri Chandrawinata" yang memiliki arti tiga cahaya, merepresentasikan dari tiga kelas A,B dan C. Waktu sudah menandakan pukul empat sore cahaya senja saat itu bersinar terang jingga, lalu aku terpikirkan sesuatu dan nyeletuk dengan pelan "Indie History" yang mendengar celetukanku hanya Bagas, dan dia melanjutkan "anjay Indie History, keren tuh". Kemudian Raja langsung mencatatnya.
Saat malamnya kami langsung memvoting hasil dari buah pikiran masing-masing mengenai nama angkatan. Dan Indie History mendapat voting terbanyak dan ditetapkan sebagai nama angkatan. Setelah nama terbentuk aku langsung mengusulkan pembuatan logo. Dalam mengusung logo angkatan, aku dibantu Wahyenk, namun hanya dasar-dasarnya saja, kami memikirkan logo di Kontrakan Bagas. Saat itu di luar hujan deras, sementara orang di dalam ada yang tidur, telponan, dan aku dengan Wahyenk berkutat memikirkan logo angkatan.
Hujan mulai reda, namun kami belum menemukan hal yang pas buat dijadikan logo dan bingung ingin seperti apa orientasi logonya. "Kayae kita kudu puasa disit haha" ujar Wahyenk.

Waktu sudah semakin sore, daripada hujan berlangsung lagi, kami memutuskan untuk pulang dari kontrakan Bagas. Dijalan gerimis masih bergemericik tak henti membasahi jalan. Setelah sampai rumah aku langsung melanjutkan penyempurnaan logo dan akhirnya jadilah Indie History resmi sebagai angkatan SKI 2021.

Setelah resminya nama dan logo angkatan kami langsung membuat agenda dan beberapa kegiatan, salah satunya adalah kajian dan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati. Atas pergerakan bersama kami mampu mempertahankan keharmonisan antar kelas.
Beberapa bulan dibuka pendaftaran anggota HIMSKI, ada beberapa teman yang ikut dan gak ikut pendaftaran. Wahyenk tidak diterima, Bagas telat mendaftarkan diri. Meskipun begitu aku tetap mengkoordinir perkumpulan dengan mereka.

Di HIMSKI aku lebih banyak berinteraksi dengan Daffa dan Raja. Mereka sosok yang bijak meski terkadang ambisi. Di HIMSKI ada beberapa kejanggalan dan ketidakpuasan kami bertiga dalam berorganisasi, aku menyadari tak semua organisasi itu berjalan dengan baik, ada hal-hal menjengkelkan dan ingin segera menghilangkan hal tersebut. Aku selalu berdiskusi dengan Daffa berdua, kadang bertiga sama Raja.

Kami punya gagasan yang sama, yakni menyatukan perbedaan, merangkul dan menjaga keharmonisan sebagai satu organisasi atau satu jurusan SKI.
Dalam organisasi ada beberapa teman yang membimbing dan selalu memberikanku masukan, seperti Abdul Azizul Hakim yang merupakan ketua Umum, Syamsul Maarif yang merupakan Ketua Departemen Dalam Negeri, Ardin yang merupakan Bendahara Umum. Mereka bertiga yang paling sering aku ajak interaksi ketimbang pengurus lain dari angkatan 2020.

Terima kasih telah memberi warna-warni dalam berorganisasi, terima kasih untuk teman yang selalu bisa diajak berdiskusi. Ini hanya sebuah catatan peristiwa panjang yang dikemas singkat dalam satu tahun ke belakang. Tomorrow is another day, a day of striving to be better.

Penulis: Iswanto 
Lebih baru Lebih lama