JIRAH (Ngaji Sejarah) Edisi ke 62 dengan Tema: "Pengaruh Mekah dan Gerakan Ide Pembaharuan Haji di Nusantara"Selasa, 28 Juni 2022


Jirah kali ini di awali dengan live musik dengan membawakan lagu2 dari daerah dan juga lagu2 nasional yang dibawakan oleh pemuda dan warga sekitar yang turut andil dalam kajian JIRAH ini. Lalu di lanjut dengan pembukaan yang dibuka dengan tawasulan dan mengucap syukur oleh kang farihin selalu pemantik dan juga pemateri dalam ngaji sejarah. 

Pada JIRAH kali ini membawakan tema tentang haji yang dimana tema ini diambil karena bertepatan dengan bulan Dzulhijjah atau bulan haji, lalu kang farihin menjelaskan bahwa dalam catatan sejarah cirebon pada bulan Dzulhijjah ini tahun 1479 juga merupakan bulan pernikahan sunan Gunung jati dengan nyi mas Pakungwati. Dan dalam salah satu versi, sunan Gunung jati juga di lahirkan pada bulan Dzulhijjah tepatnya pada tanggal 10 Dzulhijjah atau yang biasa kita peringati dengan hari raya qurban, dan pada bulan ini juga sunan Gunung jati wafat tepatnya pada hari Jum'at kliwon tanggal 26 Dzulhijjah yang di kutip dari catatan naskah mertasinga. Sehingga dalam keyakinan orang cirebon bulan yang baik untuk mengadakan acara pernikahan atau hajatan adalah setelah bulan Dzulhijjah menurut naskah primbon yang terdapat di keraton. 
"Dalam bulan Dzulhijjah ini adalah bulan yang dimana orang islam dari seluruh dunia bukan hanya dari arab, afrika, ataupun asia akan tetapi dari seluruh dunia berkumpul dalam satu tempat yakni di kota makkah untuk melaksanakan ibadah haji" Ujar kang farihin.

Pengaruh Mekkah khususnya ka'bah dan seluruh warisan situs peninggalan bagi umat islam itu sangat vital karna menjadi simbol umat islam sedunia jadi apabila ada keributan atau suatu masalah yang terjadi di Mekkah, umat islam dari seluruh dunia itu berhak untuk ikut campur karena ka'bah bukan miliknya orang mekah akan tetapi miliknya orang islam seluruh dunia. 

Dalam salah satu contoh yang di ucapkan oleh kang farihin, saat pemerintah diambil alih oleh Ibnu saud pada tahun 1744 M, yang dimana pemerintahan dirubah menjadi pemerintahan yang sekular pada saat itu banyak situs-situs warisan yang dihancurkan bahkan makam nabi akan di ratakan karena menurut mereka hal tersebut adalah bentuk kesyirikan. dalam masalah ini bukan hanya orang Arab yang bertindak akan tetapi dari seluruh dunia mengecam tindakan tersebut, dan Indonesia adalah salah satu yang berhasil menggagalkan upaya tersebut dengan mengirimkan utusan yang disebut komite hijaz untuk melobi permasalahan ini dengan raja saud (raja saudi arabia). 

"Tradisi ulama2 Indonesia dahulu ketika beliau berangkat berhaji tidak hanya untuk berhaji tetapi juga untuk mengaji, dan setelah selesai mereka pulang ke Indonesia dan melakukan gerakan pemberontakan terhadap kolonial " Ujar kang farihin. Sehingga pada saat itu Orang-orang yang ingin berhaji itu begitu susah. Salah satu contoh nya pada saat pemerintahan willem daendles pada tahun 1808 mengeluarkan suatu kebijakan yakni surat jalan yang dikeluarkan untuk orang-orang yang ingin berhaji yang bertujuan untuk mengawasi orang-orang yang berhaji. 
"orang yang pertama berhaji di Cirebon adalah brata legawa atau yang dijuluki dengan haji purwagaluh atau haji baharudin al-jawi" Tutur kang farihin.

Setelah penjelasan dari pemateri , dilanjutkan dengan sesi selanjutnya yakni sesi diskusi tanya jawab dan penutup yang di akhiri dengan doa.

Penulis: Muhammad Farhan
Lebih baru Lebih lama