Kunjungan ke Rumah Budaya Nusantara (Rumah Adat Panjalin)


Pada hari Selasa, 06 Desember 2022 Himpunan Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam (HIMSKI) melakukan kunjungan ke Rumah Budaya Nusantara yaitu Rumah Adat Panjalin. Hasil yang kami dapat dari kunjungan tersebut yaitu: 

Jadi rumah adat Panjalin dulunya sebuah hutan rotan yang lebat lalu ada seorang yaitu pangeran Sahroni sekitar abad ke 15 masehi yang membabad hutan tersebut yang di utus oleh keraton Cirebon atau keraton kasepuhan. Beliau mempunyai istri bernama nyi Larasati keturunan kerajaan Mataram yang pada saat itu sedang bersinggah di hutan rotan bersama pasukannya. Mempunyai seorang putri yang bernama nyi seruni lalu bertemu jodoh dengan Raden Sanata keturunan kerajaan talaga, dan seorang santri dari ponpes Cipanas Palimanan.

Rumah adat mempunyai makna filosofi yaitu pohon jati yang tanpa ditebang itu memberikan filosopi tentang ke esa an Allah SWT , bahwa pohon itu merupakan pohon langgeng. Filosofi Kita berasal dari tuhan yang maha esa. Rumah adat memiliki tiang 16 dan saka 1, kita harus berpegang dengan angka 17 yaitu yang bermakna 17. 
Jendela 3, kehidupan itu jangan lebih dari 3 dan jangan lepas kan dari 3 itu, yaitu iman, islam, dan Ihsan.

Ada 2 pintu yang ukuran sama : ketika berumah tangga jangan saling mengalahkan, kita harus saling menghargai entah suami entah istri
Panggung : kehidupan itu jangan dataran saja tetapi harus seperti tangga atau Hambalang, jangan sombong jikalau hidup sudah enak kita hrus bisa melihat kebawah juga. 
Didalam rumah adat ada sebuah benda², kujang panah busur tombak kursi, ada sebuah benda yang berbentuk tangan dahulu masa kemerdekaan digunakan sebagai petunjuk arah memakai jari ibu jari dan dipasang di Prapatan untuk arah Bandung Majalengka Cirebon.  

Rumah adat merupakan saksi bisu peperangan pada tahun 1810 atau puncaknya 1812 , yaitu perang kedongdong yang dipimpin oleh Ki bagus rangin, menyerang daerah kedongdong, dan rumah adat sebagai rumah persembunyian dari ki bagus rangin dari kejaran kolonial. Rumah adat dibangun di tengah-tengah perkampungan. 

Kegiatan rumah adat :
• Tempat menyepi atau orang mempunyai hajat lalu berdzikir 
• Acara istighosah (doa bersama)
• Acara rutin gelar bumi dilaksanakan mulai musim hujan (salah satunya syukur akan mulai musim hujan )
• Ngumbah pusaka dibilang mulud
• Karnaval budaya seluruh masyarakat ada juga sultan (Abdul Ghani menghadiri acara tersebut), acara tersebut dijadikan sebagai hari jadi Panjalin. 
• Rumah adat ini merupakan rumah adat peninggalan dari leluhur dari bapak iang Saiful ikhsan yang merupakan keturunan ke 12.

Penulis: Ahmad Muqtafin
Lebih baru Lebih lama