Nilai Sufistik dan Filosofi Masjid Agung Sang Ciptarasa

 

Dokumentasi Ngaji Sejarah, Latarwingking

Pada agenda Ngaji Sejarah episode ke-86 ini, kang Farihin membawakan narasi yang berjudul "Nilai Sufistik dan Filosofi Masjid Agung Sang Ciptarasa". Kang Farihin menjelaskan bahwa Masjid Sang Cipta Rasa merupakan sebuah nama yang diberikan oleh Sunan Kalijaga, yang memiliki arti sebagai “tempat untuk membangun rasa keagungan”. Selain itu, masjid tersebut dikenal pula dengan nama Masjid Pakungwati. Hal tersebut disebabkan karena di masa lampau masjid tersebut berada di komplek Keraton Pakungwati. Yang mana komplek tersebut sekarang termasuk komplek Keraton Kasepuhan.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa, dikelilingi pagar tembok yang berhiaskan tonjolan belah ketupat dan berbentuk segi enam bergerigi (motif bingkai cermin). Pada bagian atas tembok terdapat pelipit rata dari susunan batu bata yang pada bagian atas dan bawahnya mengecil, sedangkan pada bagian tengah melebar, istilah setempat menyebutnya dengan candi laras, dengan ketinggian 70cm dan berjumlah 20 buah dan dipuncaknya dipasangkan lampu penerang. Pada pagar tembok tersebut terdapat enam buah pintu, yakni tiga buah pintu di sisi sebelah timur, 1 buah di sisi sebelah utara, dan 2 buah di sisi sebelah timur (tengah).

Bentuk pintu atau gerbang yang dimaksud itu seperti ruang utama pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang memiliki 30 batang tiang berbentuk bulat dengan garis tengah 40cm, serta berdiri di atas umpak yang terbuat dari batu. Tiangnya terbuat dari kayu jati yang berderet dari timur ke barat, terdiri atas 12 buah tiang utama dan 18 buah tiang lainnya berada di dekat dinding, termasuk satu tiang yang disebut saka thatal (tiang yang terbuat dari serpihan kayu yang diikat dengan tali dari rerumputan). Kedua belas tiang utama tersebut tidak lagi berfungsi sebagai penyangga atap karena sudah rapuh, sehingga diperkuat dengan empat batang tiang besi untuk masing-masing tiang pada waktu pemugaran yang dilaksanakan tahun 1977/1978.


Penulis : Salman Alparizy

Editor : Hidayati Azhari

Lebih baru Lebih lama