Tadarus Sejarah : Peran Pemuda Masa Pergerakan Nasional Hingga Peran Pemuda Pada Masa Milenial

 

Dokumentasi Tadarus Sejarah


     Pada agenda Tadarus Sejarah dengan pemateri Abdul Azizul Hakim & Rizki Saputro membahas tentang "Peran Pemuda Masa Pergerakan Nasional Hingga Peran Pemuda Pada Masa Milenial". Pemateri mengawali pembicaraannya dengan membahas tujuan dari Politik balas budi. Dalam tujuanya melakukan tiga program, yaitu pertanian (irigasi), pendidikan (edukasi), dan pemindahan penduduk (emigrasi).

 1. Irigasi 

✓ Program ini bertujuan membangun fasilitas irigasi untuk meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia

2. Pendidikan 

✓ Pemerintah kolonial mendirikan banyak sekolah untuk memajukan pendidikan anak pribumi. Mereka berharap dengan memajukan pendidikan masyarakat pribumi, mereka bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Emigrasi

✓ Program ini bertujuan memeratakan kepadatan penduduk di Indonesia dengan mendirikan pemukiman baru di Sumatera sebagai tempat perpindahan rakyat dari wilayah yang padat penduduknya. Program emigrasi ini mulai aktif pada tahun 1901.

Sekolah Rakyat

Masa penjajahan Belanda dan Jepang yang dialami Indonesia berabad-abad lamanya, pendidikan hanya dikhususkan bagi kaum elit. Pendidikan di Indonesia hanya dinikmati kaum ningrat dan priyayi, meski berselang kemudian masyarakat umum lambat laun bisa merasakan pendidikan mulai dari membaca dan berhitung.

Sekolah Dasar (SD)

     Di zaman penjajahan Belanda, jenjang yang setara dengan SD adalah Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Europeesche Lagere School (ELS) yang masing-masing didirikan sejak 1914 dan 1817. Bila kini waktu mengenyam pendidikan di SD hanya sampai enam tahun, di HIS dan ELS, murid harus menempuhnya selama tujuh tahun.

     Kemudian di masa penjajahan Jepang, disebut Sekolah Rakyat (SR). Barulah pasca-kemerdekaan, sebutan sekolah dasar (SD) diresmikan pada 13 Maret 1946.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

     Penamaan jenjang sekolah dengan bahasa Belanda juga diterapkan bagi pendidikan menengah. Saat itu, sekolah yang setara SMP adalah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Selain MULO, ada juga Hoogere Burgerschool (HBS) yang menghabiskan waktu hingga lima tahun.

     Namun, HBS ini pada mulanya hanya diperuntukkan bagi warga Belanda di Indonesia. Sementara di tahun 1874 Belanda baru mengizinkan pribumi mengecap pendidikan di HBS. Meskipun begitu, pada 1900 hanya 2 persen jumlah anak pribumi di HBS.Usai kemerdekaan, MULO berubah menjadi sekolah menengah pertama (SMP) pada tanggal 13 Maret 1946. 

Sekolah Menengah Atas (SMA)

     Penjajahan Belanda, ada HBS yang serupa penggabungan sekolah SMP dan SMA dalam satu paket. HBS sendiri hanya boleh dimasuki oleh orang Belanda, Eropa, atau elit pribumi. Selain HBS, di jenjang SMA, Indonesia juga memiliki Algemeene Middelbare School (AMS) yang masa studinya tiga tahun.

     Sekolah menengah atas ini juga hanya ada di beberapa ibu kota provinsi seperti Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Kemudian di masa penjajahan Jepang tahun 1942, nama AMS diganti dengan Sekolah Menengah Tinggi (SMT).

     Selanjutnya, usai Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 13 Maret 1946 SMT berubah nama lagi menjadi Sekolah Menengah Oemoem Atas (SMOA) dengan menggunakan ejaan lama. Barulah pada 1950 SMOA diubah menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdiri dari tiga yakni SMA Bahasa, SMA Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, dan SMA Ilmu Sosial.

Kongres Pemuda I (1926)

     Kongres pemuda I (1926) diadakan pada saat 30 April-2 Mei 1926 di Lapangan Banteng, Jakarta, merupakan sebuah pertemuan penting yang membahas berbagai aspek untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Pertemuan ini melibatkan berbagai organisasi kepemudaan yang berusaha mencapai mufakat dan semangat kerja sama.

     Hasil dari Kongres Pemuda I yaitu: Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita seluruh pemuda Indonesia, seluruh perkumpulan pemuda berupaya untuk menggalang persatuan organisasi pemuda dalam suatu wadah, mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia. 

Kongres Pemuda II (1928)

     Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta yang dipimpin oleh Soegondo Djojopoespito dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres tersebut dibagi menjadi tiga rapat, di mana pada sesi kedua Kongres Pemuda II membahas masalah pendidikan.

     Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia. Keputusan ini menegaskan cita-cita akan "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia".

Vacum of Power

     Kekosongan kekuasaan atau vakum kekuasaan (Inggris: Vacum of Power) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika suatu pemegang kekuasaan telah kehilangan kendali atas sesuatu dan tidak ada yang menggantikan mereka. Pascapengeboman dua kota penting di Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki, pada 6 dan 9 Agustus 1945 oleh Amerika Serikat, Jepang menyadari bahwa kekalahan sudah berada di depan mata. Oleh sebab itu, Jepang memutuskan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 .Setelah Jepang menyerah, bekas wilayah jajahan Jepang, salah satunya Indonesia, otomatis mengalami kekosongan kekuasaan.

Bunyi pasal 27 ayat 3

 "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara".

 Bunyi pasal 31 ayat 1

"Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran".

Bunyi pasal 28 E

"Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali".


Penulis : Raja dan Salman

Editor : Diva

Lebih baru Lebih lama