Menjelajahi Rumah Moderasi Beragama Kota Cirebon

Dokumentasi Jelajah Situs


Pada Rabu 5 Juni 2024, agenda jelajah situs HIMSPI mengunjungi kampung moderasi beragama. Di kota wali Sunan Gunung Jati tepatnya di Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti terdapat sebuah kampung yang dinobatkan sebagai Kampung moderasi beragama. 

Dalam satu kampung terdapat beberapa tempat ibadah dari berbagai agama yaitu masjid,wihara, pura dan tepat di sebelah timur ada panti jompo yang dikelola oleh Gereja Kristen Indonesia yang bernama Panti Weda Kasih. Dilihat secara potret atau fakta jika dalam ilmu sosialnya atau secara antropologi diantaranya bahwa di Jalan Bali nomor 4 Merbabu ASI dan sekitarnya dari mulai RW 8 yang terdiri dari RT 8 sampai dengan RT 1 ini mewakili dari berbagai macam cara yakni suku, agama, ras dan golongan. 

Di depan pura ada yang disebut dengan warung NKRI, jadi warung NKRI ini merupakan kegiatan yang didukung oleh semua kelompok agama yang ada di sini. selain itu di wilayah ini terdapat kegiatan kampung Arab juga. Semuanya ini di manage oleh tokoh masyarakat di sana setiap kegiatannya selalu di hadiri oleh seluruh jajaran penyuluh lintas agama baik yang penyuluh Islam, Kristen Hindu, Buddha, maupun Katolik. Mentri saat ini juga progresif sekali dan banyak memberikan terobosan khususnya berkaitan dengan hubungan antar umat beragama. Dari awal sejarah berdirinya cirebon sudah merupakan kota yang sadar dan kota yang berada kota yang sadar betul dengan kondisi multikulturalnya sehingga dinamakan Caruban, dari awal berdirinya hingga hari ini Cirebon selalu berada dalam kondisi multikulturali kita yang terjaga dan toleransi yang tinggi. 

Saat itu HIMSPI mendatangi Pura Agung Jati Pramana yang merupakan satu-satunya tempat ibadah umat Hindu di Cirebon. pura tersebut dibangun 1994. Dibangun oleh warga Hindu yang menetap di sana. Sebelum pura itu dibangun, setiap bulannya umat Hindu menggelar sembayang di rumah-rumah warga. Candi candi dan bangunannya mirip seperti Bali, Sehingga sering disebut sebagai Balinya Cirebon. Di dalamnya terdapat dua area yang memiliki fungsi berbeda. Area pertama digunakan untuk kegiatan sosial dan area kedua khusus untuk tempat sembayang umat Hindu. Selepas dari sana kita mengunjungi Vihara seribu keramat, dimana disana juga menjadi pusat ilmu silat Cirebonan, pusat agama Hyang Budha Tantrayana agama Allah, agama Bodhi, dan agama Karuhun. Dikatakan bahwa tempat ini dibuat oleh M. Mahesa Djenar pada 17 Agustus 1975


Penulis : M. Bintang Pratama & Nida Delia Rahmah

Editor : Fahim Syahru Sofar 

Lebih baru Lebih lama